Cepat Rusak dan Bergelombang, Pemeliharaan Jalan Nasional III Simpang - Bayah Disorot Elemen Masyarakat

Banten, Perssigap88.co.id - Pemeliharaan jalan nasional III Simpang - Bayah di selatan Kabupaten Lebak, Banten, yang dilakukan beberapa bulan lalu dituding hanya menghamburkan anggaran pemerintah, lantaran hasil pekerjaannya tidak maksimal, tambal sulam menggunakan aspal tidak bertahan lama hingga cepat rusak kembali. Tak jarang akibat menghindari lubang di sepanjang jalan nasional tersebut terjadi kecelakaan kendaraan. Ironisnya para pekerja seakan berlindung pada nama besar seseorang pengusaha yang ada di Banten.

Menurut salah seorang pengguna jalan, Maman Bonel, jalan nasional itu kerap dilalui tronton dengan muatan over tonase, namun dalam pelaksanaan pemeliraannya terkesan asal-asalan, sehingga di beberapa titik badan jalan yang diperbaiki banyak yang cepat rusak dan berlubang kembali. Hal ini terpantau di sepanjang jalan sekitar lintasan Desa Cilangkahan dan Pagelaran Kecamatan Malingping serta Desa Pondokpanjang, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten.

"Bulan-bulan kemarin mah sering terjadi kecelakaan, apalagi di daerah Nangkub (Desa Pondokpanjang -red) itu sering banget kalau malam-malam ada yang kecelakaan. Saya selalu hati-hati kalau melintas di jalan ini, banyak lubang dan bergelombang. Apalagi kalau hujan banyak lubang yang engga kelihatan," kata Bonel.

Salah seorang tokoh pemuda Pagelaran ini mengaku terganggu dan tidak nyaman jika melalui jalan tersebut, karena permukaan jalan banyak yang rusak dan bergelombang hingga menggojlok perut. Ia juga menyebut pengerjaan pemeliharaan jalan terkesan hanya untuk memanfaatkan anggaran, lantaran hasil pekerjaannya tidak berkualitas.

"Hari ini ditambal besoknya sudah rusak lagi dan jalan yang habis ditambal itu lebih tinggi dan bergelombang hingga menggojlok perut, bahkan ada yang menggunung setelah dilindas mobil. Aspal atau hotmik yang digunakannya pun sudah dingin ketika dicurahkan dari mobil. Kalau saya perhatikan pengerjaannya asal-asalan dan terkesan hanya menyerap anggaran," tutur Bonel.

"Kepada pemangku kebijakan tolonglah jangan hanya cuma menyerap anggaran, pergunakan anggaran tersebut sebagai mana mestinya agar ada hasilnya," harapnya.

Senada, aktivis senior di Lebak, Wijaya D Sutisna pun menuding pihak petugas pemeliharaan tidak bekerja maksimal.

Dia menyebut, nilai anggaran untuk pemeliharaan jalan tersebut tidak sedikit, tetapi hasilnya tidak berdampak baik untuk pembangunan.

"Anggaran untuk pemeliharaan pastinya sangat besar, apalagi itu jalan nasional, sangat pasti pemerintah tidak akan sedikit mengeluarkan biaya," ujarnya, Kamis malam (10/02/2022).

Dia berharap, kegiatan pemeliharaan jalan nasional III Simpang - Bayah tersebut diawasi oleh pihak berwenang, agar hasil pekerjaan dapat terasa manfaatnya.

"Seharusnya itu diawasi dengan ketat, karena bahan materialnya juga jangan sembarangan, harus benar-benar menggunakan material aspal yang baik. Ini mah terlalu sering diperbaiki, tapi cepat rusak lagi," paparnya.

Aktivis pentolan Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC), Galih Januar Pamungkas, juga menyebut pemeliharaan jalan tersebut sudah beberapa kali dilakukan perbaikan namun tidak bertahan lama.

"Adanya pemeliharaan jalan nasional di ruas jalan Malingping - Bayah itu sudah yang ke sekian kalinya. Sekarang saja sedang dilakukan perbaikan lagi, kalau yang sudah-sudah sih perbaikannya diduga asal-asalan karena tidak bertahan lama," ujar Galih .

Dengan penuh harapan, kata Galih perbaikan ini bisa bertahan lama dan pemerintah harus memiliki solusi jangan sampai membuang anggaran sia-sia.

"Saya berharap perbaikan bisa bertahan lama karena jika tidak bertahan lama maka pemerintah harus memiliki solusi lain, karena jika perbaikan jalan ini masih seperti yang sudah pemerintah hanya membuang anggaran dengan sia-sia," pungkasnya Perssigap88.co.id.

(Fay)

Wastap Redaksi : 085231450077