Pemerintah Indonesia Belum Umumkan Pembaikotan Prodak Dari Perencis

Indonesia perssigap88 - Penghinaan terhadap Nabi Muhammad sollalohu alaihi wesallam yang di lakukan oleh perintah Prancis berimbas besar bagi kaum muslim yang berada di seluruh dunia sehingga berbuntut pembeikotan terhadap produk-produk Prancis yang seharusnya di lakukan oleh pemerintah Indonesia yang jumlah Muslim terbanyak di Negara Asia khususnya.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Mengecam penghinaan yang terjadi di Paris dan semua pemerintah indonesia juga mengecam terhadap pernyataan presiden Prancis yang dibalas oleh pengecaman didalam Vidio pidato presiden yang beredar di sosial media dengan durasi 3.22 menit. Negera prencis yang sudah terang terangan menghina Nabi Muhammad dan melukai hati seluruh umat Islam di dunia namun Tampa membaikot barang- barang (produk) Yang asalnya dari negara tersebut.

Namun sayangnya hingga saat ini pemerintah Indonesia belum bisa melakukan pembaikotan prodak Perancis tersebut, bahkan narasumber yang berada di dalam Vidio tersebut mengajak umat muslim di seluruh Indonesia untuk ikut membaikot prodak Perancis hingga menyebutkan barang barang yang di buat oleh negara tersebut seperti, Danone, AQua.Vid, Mesin, Bic beserta prodak lain yang berasal dari Negara Perancis tersebut ungkap pemuda itu didalam Vidio nya.

Hal pengecaman tersebut berawal dari tanyangan sebuah majalah satir Charli efdo yang memproyeksikan  penghinaan terhadap nabi Muhammad Saw sebagai penghormatan terhadap guru sejarah Samuel pety yang terbunuh oleh imigran Muslim.

Juga di kuatkan oleh pernyataan menteri luar negeri (Menlu) Emmanuel Macron.

Dalam pernyataan nya bahwa apa yang dilakukan oleh maja satir Charli efdo itu bentuk kebebasan berekspresi. Pungkas Macron.

Namun pernyataan tersebut sangat melukai hati seluruh umat Islam di dunia sehingga bermunculan Tagar Yang tersebar di sosial media #boikot produk Prancis, sedangkan pembalasan tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi seperti apa yang disampaikan oleh perdana menteri luar Prancis.

Emmanuel Macron.

Redaksi

Berbagi :