Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

*3 Juta Buruh atau Pekerja Yang Lapar Sungguh Lebih Mengerikan Dibanding Ancaman Corona*

Perssigap88.co.id  -   Jakarta, 9 Mei 2020 Meski Kementerian Ketenagakerjaan  telah mendata 3 juta pekerja yang dirumahkan dan di-PHK akibat terimbas wabah corona, belum juga menurunkan kebijakan untuk mengatasinya.


Kalau cuma  mendata saja jumlah buruh yang dirumahkan, di-PHK, bisa didapatkan dari serikat buruh dan LSM Perburuhan dengan gampang. Jadi pekerjaan seperti itu tak perlu merepotkan Kemenakertrans. Seakan-akan telah melakukan pekerjaan yang hebat. Semua data buruh atau pekerja yang disergap virus corona dapat diperoleh dari serikat buruh dan serikat pekerja.

Artinya, kerja Kemenakertrans seperti itu menandakan tak paham apa yang seharusnya lebih penting untuk dilakukan. Paling tidak, begitulah cermin tidak harmoninya hubungan serikat buruh dan serikat pekerja dengan Kemanskertrans yang tidak mampu mambangun kemitraan hingga bisa memperoleh memanfaat serta mensinergikan potensi yang ada.

Hingga awal Mei 2020 Kemenakertrans seakan telah melakukan  pekerjaan besar dengan mencatat ada 3 juta orang buruh yang telah di-PHK  dan  dirumahkan.

Padahal data itu dapat diperoleh dengan mudah jika memang ada jalinan kemesraan dengan serikat buruh dan serikat pekerja yang ada.

Sebab masalah yang lebih besar dan serta patut dilakukan Kemenajertrans adalah mengantisipasi kerusuhan yang bisa tersulut akibat kaum buruh yang terabaikan. Lapar, tak menerima paket sembako, belum menerima pesangon karena di-PHK, dan resah karena belum ada kepastian bisa mendapat THR sampai tengah bulan Ramadhan.

Kerja yang bagus selayaknya dilakukan Kemenaker bersama Serikat Buruh dan serikat pekerja adalah memastikan bantuan yang sepatutnya bisa peroleh kaum buruh akibat tidak bisa kerja, tidak boleh mudik atau tidak  pulang kampung lantaran patuh pada himbauan pemerintah. 

Artinya, pemerintah tak hanya boleh main larang begitu saja tampa memikirkan akibat dari buruh yang tetap harus bertahan di rumah kontrakan dan tak boleh mudik atau pulang kampung sehingga harus menanggung biaya hidup yang mahal tanpa upah, belum juga dapat bantuan. Dan nanti hendak menyambut hari raya tak lagi punya apa-apa.

Kondisi dan situasi psikologi serta ekonomi kaum buruh seperti itu sungguh bisa gampang tersulut oleh kemarahan dan kepanikan yang liar muaranya. 

Jadi langkah cerdas dan bijak Kemenakertrans diperlukan untuk memberi solusi dari kekalutan dan kepanikan kaum buruh yang lapar dan bisa berujung pada kerusuhan karena terancam juga oleh kematian akibat tidak makan atau ribut dengan pemilik rumah kontrakan yang tidak bisa ditunda  pembayaran seperti kebutuhan lain yang juga terus mendadak.

Rincian jumlah buruh yang dirumahkan, di-PHK dan tidak pulang kampung atau mudik, jadi nasib bila sekedar cuma ingin dilaporkan saja, jika tidak ada solusinya yang terang benderang untuk mengarasinya. Sebab keresahan kaum buruh bisa dipahami dalam takaran psikologi seperti itu. Dan sungguh mudah teresulut jadi  kerusuhan. Apalagi situasi  panik seperti sekarang diimbuh oleh bercampur-baurnya puluhan ribu napi yang dilepas babas untuk mencari makan sendiri di luar lembaga pemasyarakatan yang sudah ada dananya itu. Lagi pula ditengah langkanya lapangan kerja yang bisa dilakukan untuk sekedar bisa makan, tak ada. Sebab banyak perusahaan yang tutup atau karena diminta menghentikan kegiatan dan aktivitasnya, karena ancaman corona masih mengganas.

Rincian angka-angka pekerja yang dirumahkan  1.032.960 orang dan yang di-PHK 375.165 orang itu bukan percuma saja dipamerkan bila tidak ada langkah nyata mengantisipasi akibatnya agar menimbulkan masalah yang parah dan gawat dibanding virus corona yang mengancam.

Artinya, jika kelak terjadi kerusuhan akibat kelaparan, tak bisa kaum buruh dan pekerja yang jadi kambing hitam. Kemenaker dan Kemenhumham adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas kegaduhan yang tidak segera  diantisipasi sejak awal. Setidaknya mulai hari ini, ketika paparan berikut sudah dapat dipahami niat baiknya, memberi peringatan dini sebelum sesal diratapi nantinya.




Redaksi








"Saya Tegaskan Untuk Rakyat yang Tidak Mendapatkan Bantuan Harap Melapor..! "
Carok Di Sampang Satu Orang Luka Parah Satu Orang Mati
Saudara Sepupu Di Banyuates Melakukan Sumpah Pocong Gara-Gara Tuduhan Santet