Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kerajinan Tenun Tradisional Baduy Dapat Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat

Banten, Perssigap88.co.id - Warga suku Baduy di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak sangat dikenal unik dan mempunyai daya tarik istimewa. Hal ini lantaran masyarakatnya memiliki karakteristik dan budaya tersendiri yang membedakan dengan warga lainnya. Dibalik keluguan yang mencerminkan kejujurannya dengan patuh pada papakem, masyarakat Baduy juga memiliki keahlian dalam menenun kain khas tradisionalnya untuk keperluan mereka, bahkan bernilai ekonomi yang perlu dikembangkan.


Pasca dibukanya kembali kawasan wisata oleh pemerintah, kini usaha kerajinan tenun tradisional masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten kembali menggeliat dan permintaan pasar cenderung meningkat.

"Sejak dua pekan terakhir permintaan kain tenun meningkat dari biasanya satu potong, kini menjadi 10 potong kain tenun per pekan," kata Ambu Silvi (35) seorang perajin tenun warga Baduy di kediamannya Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jumat (01/09/2021).

Permintaan sebanyak 10 potong kain tenun Baduy itu bisa menghasilkan pendapatan Rp 1,3 juta, dari sebelumnya hanya Rp130 ribu per pekan.

Meningkatnya permintaan kain tenun Baduy dapat menggairahkan kembali pertumbuhan ekonomi masyarakat adat di sana. Sebab, pelaku kerajinan tenun Baduy cukup banyak tersebar di perkampungan itu.

"Kerajinan tenun Baduy diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka," kata Ambu Silvi.

Begitu juga kata Neng (45). Perajin kain tenun Baduy, warga Kadu Ketug ini mengaku permintaan pasar cenderung meningkat setelah pemerintah kembali membuka kawasan wisata dengan menurunnya kasus penyebaran COVID-19.

Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Sutisna mengatakan pemerintah daerah hingga kini masih melakukan pembinaan dan pelatihan guna meningkatkan mutu dan kualitas, di antaranya menggunakan bahan baku benang dari Majalaya, Bandung. 

Pembinaan kerajinan Baduy itu dilakukan secara bertahap, karena jumlah perajin ada sekitar 420 unit usaha tenun Baduy dan memberikan dampak positif bagi penduduk sebanyak 10.600 jiwa.

Saat ini, harga kain tenun Baduy di tingkat perajin mulai Rp 130.000 hingga Rp 1,2 juta per potong dan tergantung ukuran.

Keunggulan kain tenun Baduy itu banyak corak warna dan motif berbeda diantaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket dan semata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka).
Selain itu juga motif adu mancung, serta motif aros yang terdiri atas aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus. Selain itu juga bahan baku pewarna, corak dan motif dari pepohonan dan dedaunan yang alami.

"Kami optimistis melalui pembinaan itu kain tenun Badui menembus pasar domestik dan mancanegara," ujarnya.

Diketahui, selama ini perajin kain masyarakat Baduy dikerjakan secara peralatan manual tanpa mesin dan mereka mengerjakan satu potong kain tenun Baduy berukuran 2x3 meter persegi mencapai waktu hingga dua hari pengerjaan.


  (Fay_red)



Wastap Redaksi : 085231450077


 

Posting Komentar untuk "Kerajinan Tenun Tradisional Baduy Dapat Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat"

"Saya Tegaskan Untuk Rakyat yang Tidak Mendapatkan Bantuan Harap Melapor..! "
Carok Di Sampang Satu Orang Luka Parah Satu Orang Mati
Saudara Sepupu Di Banyuates Melakukan Sumpah Pocong Gara-Gara Tuduhan Santet